Rabu, Februari 26, 2014
0

26 Februari 2014

Analisis fundamental,dimana sebelum membeli saham dianjurkan melihat terlebih dahulu rasio keuangan perusahaan,sehingga investor berpeluang menanam sahamnya dalam waktu yang lama. Analisis fundamental adalah analisis berdasarkan faktor-faktor fundamental yang akan mempengaruhi nilai nominal saham suatu perusahaan dengan mencoba melihat kondisi perekonomian, industri, prospek saham tersebut.
Dalam melakukan analisis fundamental ada dua metode yang digunakan untuk menyaring saham-saham yang layak mendapat perhatian. Pertama, top-down (dari atas ke bawah), melihat faktor makro ekonomi terlebih dahulu untuk mengetahui industri atau sektor usaha yang bagus pada saat itu. Kedua, bottom-up (dari bawah ke atas) yang merupakan kebalikan dari metode top-down. Dalam metode ini, investor sudah yakin memilih saham incaran (informasi yang dapat membuat harga saham naik)
Terbukti cara ini ampuh mengantarkan warren buffet menjadi orang terkaya nomor 3 dunia. tapi apakah relevan cara ini di terapkan di indonesia?? jwabannya mungkin,karena ada tokoh seperti lee khong heng yg menjadi menjadi tokoh investor fundamental di indonesia. tapi perlu digarisbawahi dia menanam saham mulai dari jaman pemerintahan soeharto dimana kebijakan ekonominya sangat stabil tidak seperti sekarang ini. hingga pada puncaknya ketika krisis multidimensional 1998 IHSG rontok sampai 90% dan kekayaan lee khong heng dari pasar saham pun rontok dan saat ini dia meretas mengembalikan kekayaannya yang sempat hilang.
Perlu diketahui analisis fundamental diciptakan di USA yang memiliki struktur geopolitik,geografi,sosiokultur,kultur ekonomi dan posisi ekonomi yg sangat berbeda dg indonesia. USA adalah lokomotif ekonomi dunia ,indonesia hanya pengekor .selain itu investor indonesia 60% di kuasai pihak asing. sehingga pasar saham di indonesia hanya sebagai tempat penitipan uang saja oleh pihak asing ,sambil menunggu pasar saham di negara asalnya pulih, dan eksodus besar2an dana asing pun membuat IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) tak berdaya. pergerakan IHSG pun fluktuatif. ketika kita berinvestasi dipasar modal jangan menyimpan saham terlalu lama , karena sejarah seperti krisis multidimensional seperti tahun 1998 pasti terulang karena sebuah siklus ekonomi. seperti kisah seseorang yang mengaku nabi yang tertulis di dalam kitab Al-Quran,Injil,maupun Taurat yang selalu terulang setiap periode tertentu.belilah saham di harga yang tepat dan jual di harga yang tepat.

Oleh : Furqon Budiartha

0 komentar: