Analisis
fundamental,dimana sebelum membeli saham dianjurkan melihat terlebih dahulu
rasio keuangan perusahaan,sehingga investor berpeluang menanam sahamnya dalam
waktu yang lama. Analisis fundamental adalah analisis
berdasarkan faktor-faktor fundamental yang akan mempengaruhi nilai nominal
saham suatu perusahaan dengan mencoba melihat kondisi perekonomian, industri,
prospek saham tersebut.
Dalam
melakukan analisis fundamental ada dua metode yang digunakan untuk menyaring
saham-saham yang layak mendapat perhatian. Pertama, top-down (dari atas ke
bawah), melihat faktor makro ekonomi terlebih dahulu untuk mengetahui industri
atau sektor usaha yang bagus pada saat itu. Kedua, bottom-up (dari bawah ke
atas) yang merupakan kebalikan dari metode top-down. Dalam metode ini, investor
sudah yakin memilih saham incaran (informasi yang dapat membuat harga saham
naik)
Terbukti
cara ini ampuh mengantarkan warren buffet menjadi orang terkaya nomor 3 dunia.
tapi apakah relevan cara ini di terapkan di indonesia?? jwabannya
mungkin,karena ada tokoh seperti lee khong heng yg menjadi menjadi tokoh
investor fundamental di indonesia. tapi perlu digarisbawahi dia menanam saham
mulai dari jaman pemerintahan soeharto dimana kebijakan ekonominya sangat
stabil tidak seperti sekarang ini. hingga pada puncaknya ketika krisis
multidimensional 1998 IHSG rontok sampai 90% dan kekayaan lee khong heng dari
pasar saham pun rontok dan saat ini dia meretas mengembalikan kekayaannya yang
sempat hilang.
Perlu
diketahui analisis fundamental diciptakan di USA yang memiliki struktur
geopolitik,geografi,sosiokultur,kultur ekonomi dan posisi ekonomi yg sangat
berbeda dg indonesia. USA adalah lokomotif ekonomi dunia ,indonesia hanya
pengekor .selain itu investor indonesia 60% di kuasai pihak asing. sehingga
pasar saham di indonesia hanya sebagai tempat penitipan uang saja oleh pihak
asing ,sambil menunggu pasar saham di negara asalnya pulih, dan eksodus
besar2an dana asing pun membuat IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) tak berdaya.
pergerakan IHSG pun fluktuatif. ketika kita berinvestasi dipasar modal jangan
menyimpan saham terlalu lama , karena sejarah seperti krisis multidimensional
seperti tahun 1998 pasti terulang karena sebuah siklus ekonomi. seperti kisah
seseorang yang mengaku nabi yang tertulis di dalam kitab Al-Quran,Injil,maupun
Taurat yang selalu terulang setiap periode tertentu.belilah saham di harga yang
tepat dan jual di harga yang tepat.
Oleh
: Furqon Budiartha
0 komentar:
Posting Komentar