Senin, Februari 24, 2014
0
Sudah cukup indonesia merasakan hantaman krisis multidimensional 1998 yang mengakibatkan IHSG  (Indeks harga Saham Gabungan) rontok 90%, Krisis 10 tahunan pun datang kembali kali ini menghantam Amerika karena macetnya kredit perumahan ( suprime mortgage) indeks saham amerika anjlok,PHK besar2an terjadi. sehingga the Fed selaku bank sentral Amerika membuat kebijakan dengan membeli surat berharga senilai USD 600 miliar.Kebijakan ini berlanjut sampai dengan 2011. Tahun 2012 krisis 4 tahunan pun menghantam Eropa.Negara2 eropa yang berpusat di zona Euro mengalami krisis ekonomi yang diawali dari yunani,merembet ke spanyol,italia,prancis dan inggris. Krisis ini dimulai dari gagal bayar utang pemerintah yunani yang berakibat fatal bagi negara2 anggota Euro yang menggunakan mata uang euro sebagai mata uang sentralnya. sehingga nilai mata uang euro pun tergerus oleh mata uang asing terutama dolar Amerika dan Yuan China.Burasa saham eropa pun anjlok dan IHSG mengambil keuntungan dari peristiwa ini. IHSG mengalami trend naik karena suntikan dana panas dari luar negerii di samping itu neraca pembayaran indonesia yang masih surplus.Seolah olah indonesia tak berpengaruh sama sekali dari krisis yang dialami Amerika dan Eropa ini. Bahkan pada awal tahun 2013, 20 Mei 2013 IHSG sempat menembus rekor psikologis 5.214 dan ini adalah sejarah baru IHSG dalam proses pendakiannya.
Bulan Juli 2013 lalu, ketika itu indeks harga saham gabungan (IHSG) tumbang sangat dalam. Bahkan IHSG saat itu, IHSG jatuh lebih dari 20%, atau sudah memasuki fase bearish. Nah, salah satu penyebab dari tumbangnya IHSG kala itu berasal dari rencana the Fed mengurangi stimulus.
Maklum, keinginan the Fed mengurangi stimulus atau tapering off telah membuat dana asing yang parkir di Indonesia ramai-ramai keluar dari Indonesia. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), sepanjang tahun ini saja, investor asing yang mencatatkan net sell asing di pasar saham sebesar Rp 15,29 triliun. Nilai dana asing yang keluar itu hampir sama dengan nilai dana asing yang masuk tahun 2012, sebesar Rp 15,2 triliun.
18 Desember 2013. setelah the Fed memutuskan pengurangan stimulus, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Kamis (19/12) indeks justru ditutup di zona hijau dengan penguatan 35,70 poin atau menguat 0,85% menjadi 4.231,98.

IHSG rupanya memberikan respons positif atas pengurangan stimulus dari The Fed. Kenaikan IHSG itu menyusul indeks Dow Jones yang juga naik tajam setelah the Fed mengumumkan penurunan stimulus. Pasalnya, meski The Fed mengurangi stimulus, namun bank sentral AS itu tetap mempertahankan suku bunga rendah,yang menjadi perhatian investor saat ini adalah suku bunga acuan atau Fed Rate, bukan lagi pembatasan stimulus. Pengurangan stimulus mulai Januari 2014 oleh The Fed bukanlah akhir dari masalah tapering di AS. Saat ini mesti diwaspadai adalah, adanya pengurangan stimulus lanjutan dengan nilai yang lebih besar.

Oleh: Furqon Budiartha

0 komentar: